ercaya atau tidak, para lulusan baru baru (fresh graduates) memiliki
beban hidup yang berat dari sangkaan orang2 (dengan catatan: sang
freshgraduate ini sudah tidak menerima bantuan dana dari ortunya).
bayangkan saja, mereka masih berusia 20-an, konon itu usia dimana
seseorang masih mencari jatidiri (entah hilang kemana jatidiri itu).
usia itu adalah awal masa pembuktian bahwa mereka “bisa”. bahwa semua
masa sekolah yang telah dilewati akhirnya berujung pada kesuksesan.
bahwa mereka mampu mendapat penghasilan lewat perusahaan bonafid. mereka
ingin “dilihat” oleh keluarga dan teman-temannya. sayangnya, mencari
pekerjaan itu tidak mudah. kalaupun dapat, mereka belum tentu bisa
menentukan tingkatan gaji. sudah dapatnya susah, kerjanya berat,
seringkali tidak sesuai dengan bidangnya, gaji minim, eeehhh masih
diplonco juga oleh seniornya. itulah nasib fresh graduates.
tunggu, benarkah tulisan diatas? benarkah mereka memiliki beban
(berat)? yang namanya beban, hanya akan muncul jika ada expektasi yang
berlebihan. misal; ingin cepat sukses, ingin membuktikan diri, ingin
beli iphone baru, dll. karena itulah ketika mereka mendapatkan bahwa
gajinya minim dan kerjanya berat, mereka berkeluh-kesah dan merasa
terbeban berat. mareka lupa dengan issue utamanya: mensyukuri pekerjaan
yang telah didapat. kuncinya: kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas.
Apakah anda lulusan baru? jika ya, teruskan membaca. jika tidak, jadikan artikel ini sebagai tambahan wawasan.
setiap ada kesempatan kerja, lakukan apa saja yang terbaik. bila ada
tawaran pekerjaan atau tes penerimaan pegawai, ya coba saja. gagal di
wawancara kerja adalah perkara biasa. justru saat itulah mental anda
terbangun. perbanyak informasi dengan cara banyak berkenalan dengan
orang baru, bersilaturahmi dengan kerabat, dan tentu saja rajin mencari
informasi via berbagai media.
kalau diterima oleh perusahaan yang anda lamar, masuk saja. terima
gaji pertama itu dengan sukarela. masalah gaji kecil sih “wajib”
hukumnya, sehingga anda akan merasa tidak puas, tertantang, merasa
gelisah, dan akhirnya mencoba hal yang baru. lalu apa nilai positifnya?
ini dia: bila anda memasuki dunia kerja, maka informasi yang didapat,
pengalaman eksistensi, wawasan, pola pikir, akan melesat. mungkin
pekerjaan pertama bukan pekerjaan ideal, namun yang penting adalah bahwa
anda paham bagaimana susahnya berkarya dan mencari sesuap nasi.
jangan lupa dan jangan pernah menyerah untuk terus belajar dan
mendapatkan ilmu baru sekaligus mengembangkan ilmu yang anda miliki.
jangan pernah puas. tingkatkan kemampuan berkomunikasi, termasuk
kecakapan bahasa (misal: cara bertanya yang baik, cara nego yang baik,
cara menjawab yang baik), tata cara bersikap formal, yang tidak pernah
diajarkan di bangku sekolah.
lakukan semua itu demi “pengalaman”. berikan yang terbaik dari
pekerjaan anda. kenapa? karena ada peluang disana. minimal, anda sudah
tidak bau kencur lagi. ada tambahan pengalaman dalam daftar riwayat
hidup. kuasai pekerjaan anda, bila sudah, segera berusaha mendapat
pekerjaan impian anda.
selama pekerjaan yang anda geluti belum “sreg” dan secara finansial
belum menjamin masa depan, maka tunda dulu bersenang-senang untuk
menghabiskan penghasilan. gunakan setiap sen untuk merancang masa depan.
masa depan seperti apa? contoh: bekerja pada pekerjaan yang anda sukai,
jenjang karir yang jelas, posisi dalam core bussiness, penghasilan yang
cukup untuk memenuhi 3 jiwa: anda, pasangan, anak pertama.
sebagai freshgraduate, jangan pernah membatasi diri. jangan “sombong”
menolak peluang lain yang berbeda dari bidang anda. karena dalam hidup,
kadang ada belokan yang tajam. dan sebetulnya anda akan tetap baik-baik
saja. peluang adalah tempat untuk bereksplorasi. tapi ingat, semua
dijalani dengan pertimbangan cerdas dan matang. jangan sungkan minta
pendapat ke orang lain, karena pikiran anda akan lebih terbuka. intinya
fresh graduate justru lebih punya banyak semangat untuk menaklukan
dunia. semoga sukses!!
short URL of this article : http://pendek.in/02cnj
source: buletin indo sydney (november 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar