Sabtu, 26 Januari 2013

Nasib fresh graduate… (lebih berat?)

ercaya atau tidak, para lulusan baru baru (fresh graduates) memiliki beban hidup yang berat dari sangkaan orang2 (dengan catatan: sang freshgraduate ini sudah tidak menerima bantuan dana dari ortunya). bayangkan saja, mereka masih berusia 20-an, konon itu usia dimana seseorang masih mencari jatidiri (entah hilang kemana jatidiri itu).
usia itu adalah awal masa pembuktian bahwa mereka “bisa”. bahwa semua masa sekolah yang telah dilewati akhirnya berujung pada kesuksesan. bahwa mereka mampu mendapat penghasilan lewat perusahaan bonafid. mereka ingin “dilihat” oleh keluarga dan teman-temannya. sayangnya, mencari pekerjaan itu tidak mudah. kalaupun dapat, mereka belum tentu bisa menentukan tingkatan gaji. sudah dapatnya susah, kerjanya berat, seringkali tidak sesuai dengan bidangnya, gaji minim, eeehhh masih diplonco juga oleh seniornya. itulah nasib fresh graduates.
tunggu, benarkah tulisan diatas? benarkah mereka memiliki beban (berat)? yang namanya beban, hanya akan muncul jika ada expektasi yang berlebihan. misal; ingin cepat sukses, ingin membuktikan diri, ingin beli iphone baru, dll. karena itulah ketika mereka mendapatkan bahwa gajinya minim dan kerjanya berat, mereka berkeluh-kesah dan merasa terbeban berat. mareka lupa dengan issue utamanya: mensyukuri pekerjaan yang telah didapat. kuncinya: kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas.
Apakah anda lulusan baru? jika ya, teruskan membaca. jika tidak, jadikan artikel ini sebagai tambahan wawasan.
setiap ada kesempatan kerja, lakukan apa saja yang terbaik. bila ada tawaran pekerjaan atau tes penerimaan pegawai, ya coba saja. gagal di wawancara kerja adalah perkara biasa. justru saat itulah mental anda terbangun. perbanyak informasi dengan cara banyak berkenalan dengan orang baru, bersilaturahmi dengan kerabat, dan tentu saja rajin mencari informasi via berbagai media.
kalau diterima oleh perusahaan yang anda lamar, masuk saja. terima gaji pertama itu dengan sukarela. masalah gaji kecil sih “wajib” hukumnya, sehingga anda akan merasa tidak puas, tertantang, merasa gelisah, dan akhirnya mencoba hal yang baru. lalu apa nilai positifnya? ini dia: bila anda memasuki dunia kerja, maka informasi yang didapat, pengalaman eksistensi, wawasan, pola pikir, akan melesat. mungkin pekerjaan pertama bukan pekerjaan ideal, namun yang penting adalah bahwa anda paham bagaimana susahnya berkarya dan mencari sesuap nasi.
jangan lupa dan jangan pernah menyerah untuk terus belajar dan mendapatkan ilmu baru sekaligus mengembangkan ilmu yang anda miliki. jangan pernah puas. tingkatkan kemampuan berkomunikasi, termasuk kecakapan bahasa (misal: cara bertanya yang baik, cara nego yang baik, cara menjawab yang baik), tata cara bersikap formal, yang tidak pernah diajarkan di bangku sekolah.
lakukan semua itu demi “pengalaman”. berikan yang terbaik dari pekerjaan anda. kenapa? karena ada peluang disana. minimal, anda sudah tidak bau kencur lagi. ada tambahan pengalaman dalam daftar riwayat hidup. kuasai pekerjaan anda, bila sudah, segera berusaha mendapat pekerjaan impian anda.
selama pekerjaan yang anda geluti belum “sreg” dan secara finansial belum menjamin masa depan, maka tunda dulu bersenang-senang untuk menghabiskan penghasilan. gunakan setiap sen untuk merancang masa depan. masa depan seperti apa? contoh: bekerja pada pekerjaan yang anda sukai, jenjang karir yang jelas, posisi dalam core bussiness, penghasilan yang cukup untuk memenuhi 3 jiwa: anda, pasangan, anak pertama.
sebagai freshgraduate, jangan pernah membatasi diri. jangan “sombong” menolak peluang lain yang berbeda dari bidang anda. karena dalam hidup, kadang ada belokan yang tajam. dan sebetulnya anda akan tetap baik-baik saja. peluang adalah tempat untuk bereksplorasi. tapi ingat, semua dijalani dengan pertimbangan cerdas dan matang. jangan sungkan minta pendapat ke orang lain, karena pikiran anda akan lebih terbuka. intinya fresh graduate justru lebih punya banyak semangat untuk menaklukan dunia. semoga sukses!!

short URL of this article : http://pendek.in/02cnj
source: buletin indo sydney (november 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar