Bebrapa hari yang lalu saya mendapat kehormatan, yaitu diundang
memberikan kuliah ke adik2 mahasiswa di IT TELKOM tentang seperti apa
dunia kerja itu. Salah satu pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh para
mahasiswa adalah: Penting mana IPK atau skill? pertanyaan ini saya jawab kemudian diperkaya dengan pentingnya akreditasi.
sumber jawaban adalah dari pengalaman pribadi dan referensi dari
rekan lain yang ikut berkecimpung dengan rekrutasi pegawai. ok kita
bahas satu-satu.
Q: dalam mencari melamar perkerjaan, penting mana: IPK atau skill?
Tergantung. jadi orang harus fleksible, tergantung situasi. Idealnya,
IPK & skill, keduanya harus bagus. jika anggapan anda: IPK penting banget, skill mah ngak ngaruh. ini salah besar karena pada pekerjaan tertentu, perusahaan butuh skilled labour bukan pegawai dengan IPK tinggi tapi ngak bisa apa2. Juga jika anda berpikiran: Skill harus bagus banget (bisa programming macem2, jago linux, dll), dan IPK ngak penting. ini juga salah besar karena pada situasi tertentu, hanya IPK tertentu yang boleh maju ke seleksi pegawai selanjutnya. kenapa?
karena orang yang daftar kerja itu ribuan. sedangkan posisi yang lowong
itu paling cuman puluhan saja. sehingga si perusahaan kudu cari cara
buat ngedepak para pelamar. anda harus tau bahwa proses rekrutasi itu tidak mudah, makan waktu, biaya, dan bikin capek.
aje gile kalo perusahaan menginterview 1000 orang kan? udah lama,
capek, makan biaya pulak, namun hasilnya ngak bagus2 amat. maka dari itu
mereka pasang filter IPK disana.
Q: IPK saya kecil, trus gimana dong?
ya cari aja kerjaan lain, cari aja pekerajaan yang ngak butuh IPK tinggi, nulis CV kan juga begitu. jadi pelamar kan harus tahu diri juga kan? ngak boleh maksa. wajar sih kita jadi mupeng (muka pengen)
melihat temen kita yang lebih tinggi. ini hal yang wajar, manusiawi.
yang namanya rumput tetangga kan selalu terlihat lebih hijau. namun tiap
orang sudah punya nasib masing-masing. jika ditolak, ya positive thinking ajah, “oh berarti saya akan diberi yang lebih baik, tapi bukan sekarang“.
tentu saja bukan hanya diam pasif, tetapi terus berusaha memperbaiki
diri. kan kita bisa cari di google skill yang lagi ngetrend apa aja? nah
ikutin aja skill tersebut.
memang sih bisa jadi skill tersebut ngak sesuai nurani, tapi daripada nganggur?
gimana coba? ya siapa tahu kita malah jadi pengusaha yang justru
mempekerjakan IPK tinggi. kecerdasan orang kan macem-macem, ada yang
pintar nulis, pintar kerajinan, pintar menjual, pintar menggambar,
pintar nyanyi, dll IPK hanya mengukur memampuan kemampuan akademik
saja.
kalo udah tau IPKnya rendah, trus malas berusaha belajar, wah itu
sudah parah sekali. meskipun punya warisan banyak, tapi kalo ngak punya
ilmu, ya itu warisan bakal habis segera.
Q: Lalu bagaimana dengan akreditasi?
Sebenernya sih telat juga cerita tentang akreditasi pada mahasiswa yang udah masuk kuliah. Kesadaran tentang akreditasi seharusnya dilakukan ketika mahasiswa belum masuk perguruan tinggi. kenapa?
karena akreditasi adalah salah satu filter efektif dalam menyaring
pelamar kerja/beasiswa. hal ini udah saya dikonfirm dengan beberapa
rekan saya yang bekerja di HRD. pelamar yang datang dengan akreditasi rendah biasanya harus tinggi passing gradenya supaya dapat lulus seleksi administrasi. mis: ipk tinggi, punya skill macem2, punya prestasi macem2, dll
Q: cara lihat status akreditasi gimana?
bisa akses kesini: http://ban-pt.depdiknas.go.id/direktori.php
Q: tapi kan bisa jadi akreditasinya asal2an?
Dik, anda harus tahu bahwa akreditasi itu ngak sembarangan. akreditasi ngak bisa dibeli pake uang.
team akreditasi juga berisi orang2 yang kredibel ahli dibidangnya.
faktor2 yang mempengaruhi akreditasi juga macem2. bangunan megah dan
iuran yang mahal bukan jaminan akreditasi bagus. silahkan baca sendiri
kriteria dalam akreditasi.
Kesimpulannya, IPK, skill, akreditasi adalah penting. sebelum memilih universitas, lihat dulu akreditasinya.
Ada artikel menarik tentang pentingnya IPK tinggi disini, serta teman saya yang bekerja di HRD mengkonfirmasi demikian.
versi pendek url: http://wp.me/pRkxT-gj
sumber : http://achmad.glclearningcenter.com/2010/11/26/penting-mana-ipk-atau-skill-atau-akreditasi-panduan-memilih-universitas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar